Jakarta -Selain keluarga, sekolah juga memiliki
tanggung jawab untuk membina karakter siswa. Tidak hanya mengajarkan
ilmu, tapi sekolah juga diminta untuk memberi sentuhan-sentuhan dialog
dari hati ke hati. Demikian disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Mohammad Nuh, usai berdialog dengan siswa yang diamankan
pihak kepolisian karena terlibat tawuran usai ujian nasional, Jumat
(20/04).
Mendikbud mengajak masyarakat untuk ikut berperan
dalam mengamankan para siswa agar tidak terjebak dalam tindakan
kriminal. Dan kepada orang tua, Menteri Nuh berpesan agar memberi
perhatian pada putra putrinya. Mendikbud menegaskan, pihaknya akan
mendukung kepolisian untuk memberi sanksi tegas pada siswa yang berulang
kali melakukan tindak kriminal. Dan jika ada sekolah yang siswanya
terus menerus melakukan tawuran, Menteri Nuh mengajak dinas pendidikan
kabupaten/kota untuk memberi perhatian lebih pada sekolah tersebut.
“Kalau kepala sekolahnya tidak mampu menangani siswa-siswi yang nakal
itu, mungkin akan kita lakukan penyegaran dalam sekolah tersebut,” tutur
Menteri Nuh.
Sebelum berdialog dengan siswa, orang tua, dan
kepala sekolah, dari siswa yang terlibat tawuran, Menteri Nuh terlebih
dahulu melihat barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan para
siswa dalam tawuran tersebut. Kebanyakan dari para siswa ini merupakan
siswa dari keluarga ekonomi lemah. “Ayah mereka pekerja keras, bahkan
ada yang anak yatim,” kata Menteri Nuh. Dari keterangan yang diperoleh
dari wakil kapolda metro jaya, Suhardi Alius, diketahui bahwa para siswa
berasal dari Tangerang Selatan, Jakarta Barat, dan Bekasi.
Sumber : Kemdiknas